Oknum TNI Bunuh Istri Gegara Judi Online dan Luka Lama Rumah Tangga

Kabar tragis kembali mengguncang publik setelah seorang oknum TNI bunuh istri di kediamannya sendiri akibat persoalan rumah tangga yang dipicu oleh kebiasaan berjudi online. Peristiwa memilukan ini terjadi di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dan melibatkan seorang anggota provost Kodam I Bukit Barisan bernama Sersan Mayor Tengku Dian Anugerah. Ia menikam istrinya, Astri Agustina Yolanda, dengan sangkur hingga tewas, dalam sebuah insiden berdarah yang diduga kuat akibat tidak terima ditegur soal aktivitas judi daringnya.

Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berujung maut, terlebih melibatkan aparat negara yang seharusnya menjadi panutan masyarakat. Penyelidikan masih berlangsung oleh Polisi Militer Kodam I Bukit Barisan, sementara keluarga korban dan para tetangga mencoba mengungkap sisi kelam yang selama ini tersembunyi dalam rumah tangga pelaku.

Awal Mula Cekcok dan Ketegangan Rumah Tangga

Masalah dalam rumah tangga pelaku dan korban ternyata bukan hal baru. Menurut keterangan kakak korban, Novi, pasangan ini sudah pisah ranjang selama tiga bulan sebelum kejadian nahas itu terjadi. Hal tersebut dipicu oleh kebiasaan Dian bermain judi online dan melakukan kekerasan fisik terhadap istrinya setiap kali terjadi perselisihan.

Korban yang tak tahan dengan perlakuan kasar suaminya akhirnya memilih tinggal di rumah ibunya bersama anak-anak. Namun, ia masih kerap datang ke rumah suaminya, termasuk di hari kejadian. Permintaan korban agar suaminya berhenti berjudi tampaknya menjadi penyebab utama cekcok hebat yang berakhir tragis.

Kronologi Kejadian Berdarah di Pagi Hari

Pagi itu, Rabu (23/7/2025), sekitar pukul 07.30 WIB, warga di sekitar rumah pelaku mendengar suara teriakan minta tolong dari arah rumah Dian. Siska, tetangga yang rumahnya berdekatan, mengatakan bahwa ia dan suaminya bergegas masuk ke halaman setelah mendengar jeritan. Mereka mendapati korban, Astri, dalam kondisi mengenaskan, terduduk di kursi plastik dengan luka parah di dada dan kepala, berlumuran darah.

Ibunda pelaku yang berada di lokasi terus berteriak meminta Dian membawa korban ke rumah sakit. Sayangnya, permintaan itu diabaikan oleh Dian. Tetangga akhirnya mengambil inisiatif membawa korban ke RSU Latersia Binjai, namun nyawa Astri tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia sesaat setelah tiba di rumah sakit.

Upaya Pelarian Pelaku dan Penangkapan

Setelah kejadian, pelaku tidak menemani istrinya ke rumah sakit. Ia malah mencoba melarikan diri dan sempat hendak kabur melalui Bandara Internasional Kualanamu. Berkat laporan cepat warga dan koordinasi aparat, Polisi Militer Kodam I Bukit Barisan berhasil menangkap Dian sebelum ia sempat keluar kota. Kini, pelaku ditahan dan diperiksa intensif untuk mengetahui detail kejadian dan motif pastinya.

Kepala Penerangan Kodam I BB, Kolonel Asrul Kurniawan Harahap, mengatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. Pihaknya juga akan melakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian korban secara medis.

Profil Keluarga dan Aktivitas Sehari-hari Korban

Astri dikenal warga sekitar sebagai ibu rumah tangga yang mandiri dan berdedikasi terhadap keluarganya. Meski hidup dalam tekanan rumah tangga, ia tetap mengantar jemput keempat anaknya ke sekolah—mulai dari SMP, SD, hingga TK. Bahkan, ia berjualan burger di depan rumah setiap sore hingga malam untuk membantu kebutuhan keluarga.

Selama tiga bulan terakhir, ia tinggal bersama ibunya namun sesekali datang ke rumah mertuanya, termasuk di hari nahas tersebut. Keputusan datang pagi itu diyakini untuk berdiskusi kembali mengenai anak-anak atau masalah rumah tangga, namun berakhir dalam tragedi yang menyayat hati.

Judi Online dan Dampak Psikologis dalam Rumah Tangga

Kasus ini memperlihatkan bagaimana judi online bisa menjadi pemicu kehancuran rumah tangga. Meski pelaku adalah anggota militer, tekanan psikologis dan kecanduan terhadap judi membuatnya kehilangan kendali. Judi online, dengan akses mudah dan sifatnya yang adiktif, telah menjadi ancaman nyata dalam banyak rumah tangga Indonesia.

Ketika seorang kepala keluarga tenggelam dalam judi, tidak hanya keuangan yang terdampak, tetapi juga relasi emosional, ketenangan batin, dan keselamatan fisik anggota keluarga lainnya. Dalam kasus Dian dan Astri, kombinasi antara ketegangan emosional, tekanan ekonomi, dan dorongan agresi menimbulkan tragedi tak termaafkan.

Proses Hukum dan Sanksi terhadap Pelaku

Sebagai anggota aktif TNI, proses hukum terhadap pelaku akan dijalankan oleh sistem peradilan militer. Polisi Militer Kodam I BB memegang kendali penuh atas penyelidikan ini. Menurut informasi yang beredar, pelaku bisa dijerat pasal berlapis, termasuk pembunuhan berencana dan pelanggaran kode etik militer.

Kejadian ini juga menjadi ujian bagi institusi TNI dalam menangani pelanggaran berat yang dilakukan oleh anggotanya sendiri. Publik menaruh harapan besar agar tidak ada perlindungan atau rekayasa dalam proses hukum yang sedang berlangsung.

Reaksi Publik dan Harapan Keadilan

oknum TNI bunuh istri

Kasus ini menyita perhatian luas, terlebih karena melibatkan aparat militer dan motif yang berkaitan dengan judi online—isu yang tengah marak di Indonesia. Warga net menyuarakan keprihatinan dan menyerukan perlindungan lebih besar terhadap korban KDRT.

Banyak pihak juga mendorong agar ke depan ada edukasi internal di lingkungan militer dan aparat negara untuk menghindari perilaku kekerasan domestik. Sementara itu, masyarakat sipil berharap keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu.

Tragedi yang menimpa Astri Agustina Yolanda menjadi cermin buruk dampak dari judi online dalam keluarga dan lemahnya pengendalian emosi. Oknum TNI bunuh istri akibat tak terima dinasihati adalah bukti bahwa edukasi dan pengawasan internal terhadap personel militer perlu diperkuat.

Sementara proses hukum berjalan, masyarakat berharap ada perubahan sistemik agar kasus serupa tidak terulang. Judi online dan KDRT bukan masalah personal semata, tapi sudah menjadi isu sosial yang harus ditangani secara kolektif oleh aparat, pemerintah, dan masyarakat.

Must Read

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here